Edukasimedia.com- Fenomena hari ini menunjukkan jika bacaan atau seni sastra kurang diminati anak muda, dan fenomena tersebut nampaknya sudah berlangsung cukup lama. Sastra sendiri kurang lebih didefinisikan sebagai hasil kreasi keindahan tulisan maupun lisan yang mempunyai nilai di dalamnya.
Di era sekarang ini, anak muda cenderung memilih hal-hal yang berbau konten media sosial dan eksis di dunia tersebut. Memang ada proses kreatif disana dalam hal kebaruan pembuatan konten, namun sayangnya proses kreatif tersebut hanya bernilai kesenangan semata tanpa ada substansi di dalamnya.
Tentu kamu tidak akan menjumpai hal tersebut dalam karya sastra, baik klasik maupun kontemporer. Dengan keindahan bahasanya, nuansa puitis abstraknya, dan estetika di dalamnya.
Karya sastra bisa bersumber dari pengalaman dan pemaknaan seseorang yang selanjutnya dituangkan dalam medium tulisan maupun lisan, dan karya sastra tidak dibatasi pada apapun.
Karya sastra dalam bentuk tulisan seperti novel, cerpen, esai, puisi bisa dibilang mempunyai peminatnya masing-masing.
Kenapa Sastra Kurang Diminati Anak Muda?
Menyebut karya sastra kurang diminati anak muda tentulah bukan hal yang baik tentu ada saja mereka-anak muda-yang aktif mengikuti bahkan mencoba membuat karyanya sendiri.
Merebaknya konten media sosial membuat khalayak muda malas bersinggungan dengan karya sastra. Kebiasaan bermain medsos juga secara tidak langsung mengurangi fokus, dan ini cukup berimbas pada kegemaran membaca seseorang.
Jadi, seseorang jadi enggan berlama-lama membaca buku dan lebih memilih informasi yang lebih ringkas di media sosial. Dan memang, beberapa bacaan sastra membutuhkan cukup waktu dan konsentrasi agar mampu memahami.
Selain itu, karya sastra lawas bagi beberapa anak muda dianggap kurang modern dan tidak relevan dengan mereka, sehingga mereka lebih memilih hal-hal yang bernuansa baru.
Ada hal lain yang tidak kalah penting seperti upaya pemerintah dan masyarakat dalam mempromosikan karya sastra agar diminati oleh generasi muda.
Sastra tidak banyak dipromosikan melalui media yang populer di kalangan anak muda, sehingga daya tariknya kalah dibandingkan genre lain seperti fiksi remaja atau fantasi.
Namun nampaknya, fenomena ini tidak sepenuhnya menyeluruh kepada anak muda. Sastra kurang diminati anak muda mungkin adalah bagian yang belum terjamah saja, sebab di beberapa daerah sudah ada komunitas yang memperkenalkan sastra dengan cara yang relevan.
Solusi Bacaan Sastra
Narasi bacaan sastra kurang diminati anak muda adalah hal cukup memprihatinkan, karena di dalam bacaan sastra kita akan belajar mengenai seni, budaya, dan estetika yang nantinya bisa membawa kita pada masyarakat yang beradab.
Ada dua hal yang harus disesuaikan, yakni mereka yang membaca karya sastra dan juga karya sastra itu sendiri.
Promosi dan edukasi mengenai pentingnya karya sastra bisa diarahkan kepada anak muda, sedangkan terkait bacaan sastra juga perlu melakukan penyesuaian. Penyesuaian disini bukan berarti menghilangkan nilai seni di dalamnya.
Memperkenalkan sastra yang relevan dengan isu sosial atau pengalaman generasi muda dapat meningkatkan minat. Selanjutnya juga bisa mengadakan diskusi sastra, lomba menulis, atau pembacaan karya di platform populer di media sosial.
Meskipun kini sastra kurang diminati anak muda, namun bukan berarti karya sastra lenyap dari muka bumi.
Jadi, mari membaca dan belajar sastra!
Leave a comment