Home Wawasan Umum Puncak Badai Matahari 2025, Bagaimana Efeknya Terhadap Bumi dan Manusia?
Wawasan Umum

Puncak Badai Matahari 2025, Bagaimana Efeknya Terhadap Bumi dan Manusia?

Share
Puncak Badai Matahari 2025, Bagaimana Efeknya Terhadap Bumi dan Manusia
Share

Badai matahari tahun 2025 menurut Peneliti Ahli Madya Astronomi Astrofisika Pusat Riset Antariksa di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Tiar Dani, fase puncak badai matahari diperkirakan berlanjut hingga 2025.

“Sekarang kita masuk ke siklus badai matahari yang ke-25 dengan prediksi puncak pada 2024-2025,” kata Dani, dikutip dari Tempo pada 9 Desember 2024.

Sebenarnya apa itu badai matahari? Bisakah manusia merasakan dampaknya langsung? Apakah akan mengganggu kegiatan sehari-hari, dan apa efeknya terhadap bumi?

Mengutip dari situs NASA, badai matahari merupakan ledakan partikel, energi, medan magnet, dan materi yang dilontarkan matahari ke tata surya secara tiba-tiba. Matahari menciptakan medan magnet yang berantakan seperti rambut acak-acakan sehabis baru bangun tidur.

Medan magnet ini terpelintir saat matahari berotasi dengan ekuator yang berputar lebih cepat daripada kutubnya.

Badai Matahari biasanya dimulai ketika medan magnet di matahari itu terpelintir dan meregang sedemikian rupa sehingga patah dan menyambung kembali (magnetic reconnection), serta melepaskan energi dalam jumlah besar.

Dampak Badai Matahari Terhadap Manusia dan Bumi

Ketika mengarah ke Bumi, badai matahari dapat menciptakan gangguan besar pada medan magnet Bumi, yang disebut badai geomagnetik, dan dapat menghasilkan efek seperti pemadaman radio, pemadaman listrik, dan aurora yang indah.

Namun, badai ini tidak menyebabkan kerusakan langsung pada siapa pun di Bumi, karena medan magnet dan atmosfer planet kita melindungi kita dari badai terburuk.

Dalam artikel pada situs NASA tanggal 15 Oktober 2024, perwakilan dari NASA, Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), dan Panel Prediksi Siklus Matahari internasional mengumumkan bahwa matahari telah mencapai periode maksimumnya, yang dapat berlanjut hingga satu tahun ke depan, berarti periode ini dimulai dari tahun 2024-2025.

Siklus matahari adalah siklus alami yang dilalui matahari saat bertransisi antara aktivitas magnetik rendah dan tinggi. Kira-kira setiap 11 tahun, pada puncak siklus Matahari, kutub magnet Matahari akan berputar, dan matahari bertransisi dari kondisi tenang ke kondisi yang aktif dan penuh badai.

Aktivitas matahari sangat memengaruhi kondisi di luar angkasa yang dikenal sebagai cuaca luar angkasa. Hal ini dapat memengaruhi satelit dan astronot di luar angkasa, serta sistem komunikasi dan navigasi – seperti radio dan GPS – dan jaringan listrik di Bumi. 

Saat matahari paling aktif, peristiwa cuaca antariksa menjadi lebih sering terjadi. Aktivitas matahari telah menyebabkan peningkatan visibilitas aurora dan berdampak pada satelit dan infrastruktur dalam beberapa bulan terakhir.

Aktivitas Matahari Saat Badai Matahari Terjadi

Selama bulan Mei 2024, rentetan jilatan atau suar api matahari (solar flare) yang besar dan lontaran massa korona (CME) meluncurkan awan partikel bermuatan dan medan magnet ke arah Bumi, menciptakan badai geomagnet terkuat di Bumi dalam dua dekade – dan mungkin di antara penampakan aurora yang paling kuat yang pernah ada dalam 500 tahun terakhir.

Dikutip dalam situs NASA, “Pengumuman ini tidak berarti bahwa ini adalah puncak aktivitas matahari yang akan kita lihat dalam siklus matahari,” kata Elsayed Talaat, direktur operasi cuaca antariksa di NOAA.

“Meskipun Matahari telah mencapai periode maksimum, bulan di mana aktivitas matahari mencapai puncaknya tidak akan teridentifikasi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun,” imbuhnya.

Para ilmuwan tidak akan dapat menentukan puncak yang tepat dari periode maksimum matahari ini selama berbulan-bulan karena hanya dapat diidentifikasi setelah mereka melacak penurunan aktivitas matahari yang konsisten setelah puncak tersebut. 

Namun, para ilmuwan telah mengidentifikasi bahwa dua tahun terakhir di Matahari telah menjadi bagian dari fase aktif siklus Matahari, karena jumlah bintik matahari yang tinggi secara konsisten selama periode ini.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa fase maksimum akan berlangsung selama satu tahun atau lebih sebelum Matahari memasuki fase penurunan, yang kemudian kembali ke titik minimum. 

Badai matahari tahun 2025 adalah kelanjutan dari aktivitas matahari yang paling aktif sejak tahun 2024. Fase penurunan aktivitas matahari kembali juga tidak bisa diprediksi secara pasti. Dampak yang dirasakan oleh manusia dan di bumi menjadi minim karena perlindungan atmosfer planet kita.

Penulis: Oktavia Lutfiana

Editor: Muhammad Rohman

Baca Juga Terusan Panama: Jalur Penyelamat Perdagangan Dunia

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Selengkapnya

Related Articles
7 Tips Membangun kebiasaan Membaca Secara Rutin, Efektif Untuk Dipraktekkan!
Wawasan Umum

7 Tips Membangun kebiasaan Membaca Secara Rutin, Efektif Untuk Dipraktekkan!

EDUKASIMEDIA.COM – Banyak hal yang dapat dilakukan dalam membangun kebiasaan membaca, kegiatan...

Prinsip Law of Attraction : Seberapa Besar Hal ini akan Mengubah Hidupmu!
Wawasan Umum

Prinsip Law of Attraction : Seberapa Besar Hal ini akan Mengubah Hidupmu!

Edukasimediua.com – Prinsip Law of Attraction adalah konsep yang mengatakan bahwa pikiran...

Inilah 6 Kebiasaan Belajar Ala Albert Einstein, Penting untuk Kamu Coba dirumah
Wawasan Umum

Inilah 6 Kebiasaan Belajar Ala Albert Einstein, Penting untuk Kamu Coba dirumah

Edukasimedia.com – Kebiasaan belajar ala belajar Albert Einsten, beberapa belakangan ini menjadi...

Singapura Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik di Asia Tenggara
Wawasan Umum

Singapura Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik di Asia Tenggara, Ketahui 7 Fakta Terkait!

EDUKASIMEDIA.COM – Singapura memiliki sistem pendidikan terbaik di Asia Tenggara sehingga menjadikan...