Edukasimedia.com- Bahasa Indonesia adalah bahasa ibu, artinya Bahasa Indonesia adalah bahasa formal keseharian yang digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri mempunyai sejarah yang berasal dari hasil akulturasi berbagai budaya atau biasa disebut sebagai kata serapan, sebut saja seperti budaya Melayu, budaya Arab, dan juga budaya Belanda.
Sejarah Bahasa Indonesia
Dan pada 28 Oktober 1928, menjadi momentum para pemuda Indonesia dalam Sumpah Pemuda mengikrarkan “Bahasa Indonesia” sebagai bahasa persatuan. Hal tersebut merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia untuk mengikrarkan bahasa sendiri.
Tiga ikrar tersebut, yakni bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sebelumnya di masa penjajahan kolonial, masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari.
Lalu, pada tahun 1945 atau tepatnya di tanggal 17 Agustus, Bahasa Indonesia secara resmi dinyatakan sebagai bahasa resmi Negara Indonesia. Bahasa ini akhirnya digunakan sebagai bahasa keseharian dan mengalami perkembangan seiring dengan zaman. Bahasa Indonesia terus dikembangkan dan disempurnakan melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Bahasa Indonesia digunakan tak sekadar sebagai alat komunikasi saja, bahasa ini digunakan dalam segala hal, baik itu di pemerintahan, instansi, termasuk juga di lingkungan sekolah. Di sekolah, bahasa ini selain digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa juga menjadi mata pelajaran yang diujikan di sekolah.
Bahasa Indonesia di Sekolah
Bagi sebagian orang, Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang tidak memerlukan energi berlebih dalam mempelajarinya. Ketimbang mata pelajaran seperti matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan pelajaran lainnya, pelajaran bahasa tergolong mudah.
Bahkan, tanpa harus belajar bahasa ini pun setiap hari kita banyak bergumul dengan bahasa ini, karena ia adalah bahasa ibu. Pandangan menganggap mudah atau meremehkan sesuatu dalam pembelajaran adalah sikap yang harus dihindari. Justru, sikap yang harus dikembangkan oleh setiap pelajar di sekolah adalah sikap rasa ingin tahu.
Namun disadari atau tidak, mata pelajaran ini justru tidak selalu mendapatkan hasil akhir yang baik, alias ketika diujikan murid banyak yang merasa bingung. Bukan karena para murid tidak bisa melafalkan kata per kata, namun kebanyakan mereka masih kebingungan terkait pemahaman ketatabahasaan.
Sebut saja ketika para murid diminta untuk mencari kalimat utama pada suatu paragraf, tidak semua murid bisa mencari kalimat utama tersebut. Dalam hal menganalisis teks, murid di Indonesia masih terbilang kurang, bahkan penempatan tanda baca saja mereka masih banyak salah. Salah dalam fase belajar adalah hal normal, namun ada baiknya hal semacam ini jangan dijadikan sebagai suatu kenormalan yang berkepanjangan.
Pentingnya Berbahasa
Pada tahun 2022, Programme for International Student Assessment (PISA) mengadakan tes kepada murid berusia 15 tahun di berbagai negara. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan para siswa di bidang literasi, numerasi, dan sains. Dan hasilnya, skor literasi membaca di Indonesia hanya sebesar 359 poin pada tahun 2022.
Memang Indonesia mengalami kenaikan peringkat PISA dari tahun-tahun sebelumnya, namun untuk skornya justru Indonesia mengalami penurunan di semua aspek, baik itu literasi, numerasi, dan sains. Tes ini melibatkan sebanyak 14.000 pelajar di Indonesia berusia 15 tahun, dan data PISA tahun 2022 diambil pada periode bulan Mei-Juni 2022.
Berbicara tentang literasi tentu ada sangkut pautnya dengan kegiatan membaca. Seperti diketahui, masyarakat Indonesia sendiri memang sangat kurang dalam hal kegiatan membaca. Dan apabila dicermati, tentu intensitas kegiatan membaca ada kaitannya dengan mahir dalam berbahasa.
Kebiasaan membaca akan menjadikan kita terbiasa menjumpai kata, kalimat, dan istilah sehingga hal tersebut secara tidak langsung melatih kita untuk mahir berbahasa yang baik dan benar. Maka sudah semestinya semua pihak mendukung kegiatan membaca sebagai kewajiban tiap pelajar di Indonesia.
Tidak cuma dengan membiasakan membaca saja, metode pembelajaran di kelas juga perlu diadakan penyegaran dan nilai kebaruan. Hal ini akan membuat para murid tidak jenuh dan semakin mahir dalam berbahasa. Upaya ini bisa dilakukan dalam berbagai cara, seperti diskusi interaktif, menganalisis lirik lagu, mengaitkan dengan budaya, dan integrasi pembelajaran dengan teknologi.
Leave a comment